Sindrom Kampanye (waspadalah,waspadalah!!)

Share

Kenyataan bahwa gue mempunyai satu kakak laki-laki dan seorang adik perempuan, membuat gue selalu menganggap semua wanita yang lebih dewasa sebagai seorang kakak. Begitu juga di tempat kerja, gue sudah menganggap mba Dwi sebagai kakak kandung, walaupun dia sering membuat gue sengsara.

Kita berdua mempunyai banyak persamaan sifat maupun teknik meledek orang. Salah satunya, kita berdua pandai bernegosiasi. Yups bener banget kita berdua sama-sama jago ber-nego-siasi. Seperti beberapa hari yang lalu.

Mba Dwi menghubungi gue lewat jaringan telepon antar ruangan.
Mba Dwi : "Jon, adikku yang cakep ... sini deh, kok komputerku jadi lucu ya. Ada speakernya tapi kok gak ada suaranya"
Gue : (dalam hati : lucu dari arab? bilang aja mau minta tolong)
Gue : "aduuuuh mba, lagi sibuk nih, kerjaan numpuk bangettt, belum ini, belum yang itu"
Mba Dwi : "ihhh beneran lho, komputerku jadi lucu ... cepetan sini, lucu banget pokoknya"
Gue : "iyeeee ..." (manyun)

Bener-bener "persamaan sifat" yang membuat gue menderithhaaaa. Ternyata speakernya gak ada suaranya karena dia gak bener nyolokin ejek-nya ke kompi !!! Yeahh nangis gue. Terlanjur ke sana, akhirnya gue sekalian ngopiin beberapa lagu dari network ke komputer dia.

Mba Dwi : "Jon tau gak, sekarang pa Mul kena sindrom Pemilu lho. Mas Rehan datang pake baju kuning dibilang 'golkar ya mas?'. Mas Rehan pake baju merah dibilang 'PDI ya mas?'. ... "
Gue : "hehehe"
Mba Dwi : (ngutak-ngatik hp, ada sms masuk rupanya) "Jon ada sms dari pa Mul nih, mmm isinya : 'mba coba ke bawah deh, mas Rehan pake baju abu-abu, dia kayaknya golput niiih' ..."
Gue + Mba Dwi : " ......... "

Sakarang ini banyak sekali temen-temen gue yang kena sindrom politik. Oleh karena itu gue iseng-iseng memberikan pertanyaan ke beberapa orang temen. Pertanyaannya : "bagaimana opini tentang kampanye, dan kampanye dengan bonus uang ?"

Bang Nawi (33 thn.mkt), menjawab : "emang masih ada yang kampanye pake duit ? wah parpol harus tau, kita bukan anak kecil lagi yang bisa di-iming2-ngi sama uang ..."

Mas Andri (24 thn.Adm), menjawab : "ya kalau gue sih pasti ikut, ambil uangnya. terus ketika orang lain panas-panasan, gue berteduh hehehe. Ambil uangnya, jangan pilih orangnya"

Gue (xx thn. Korban kejahatan), menjawab : "daripada kampanye mendingan tidur, hehehe" (ini contoh generasi yang tidak baik)

Pa Bud (50 thn.Penjaga), menjawab : "wah kapan mas? saya ikut deh. Kemarin juga ada yang ngajak kampanye, bajunya sudah dikirim, tinggal nunggu pemberitahuan selanjutnya."
Gue : "mmm, emang kalau ikut kampanye suka dikasih uang ya pa?"
Pa Bud : "biasanya sih dikasih, untuk yang gak bawa motor Rp. xxxx, untuk yang bawa motor Rp. xxxxx"

Gue belum tau sistematika kampanye, jadi gue gak tau itu salah atau bener. Politik memang membuat gue sakit kepala, hohoho ... Gue gak suka politik, tapi gak suka bukan berarti meng-haram-kan, bukan? Kalau politik haram dalam prinsip gue, bisa-bisa gue gak bisa menjadi bagian dari sebuah acara untuk menentukan pemimpin yang tepat buat negeri ini. Yang pasti semoga rencana Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 bisa tercapai.

BTW masih dengan Pertanyaan : "bagaimana opini tentang sebuah kampanye, dan kampanye dengan bonus uang ?"
Kamu, menjawab : ..............


PS :
Terima kasih berat buat mba Renny dan mas Bayu atas awardnya :). Aduh belum sempat di-post di sini. Sekarang masih berjuang untuk acaranya Djarum Black, lagi nyari-nyari cara yang lebih cool buat masukin keyword Autoblackthrough goes to campus di Blog ini, hohoho. Tapi tenang, sekarang lagi proses untuk membuat sebuat blog tersendiri khusus award dan banner.