Cerita dari CARITA (Malam di Carita)

Share

(5 hari gak apdet, makin males sahajah si Jonk inih :P)

Masih ingat kan, kalau dulu pa Mul itu jualan rokok di kantor? Dasar dia selera bisnis nya besar, akhirnya ke Carita juga dia bawa-bawa rokok buat dijual (ya iya lah, masa buat di makan !). Nah untuk jualan rokok, Pa Mul punya asisten pribadi yaitu Wayu.

Kita nginep di sebuah Kondominium, sejenis rumah dengan beberapa buah kamar, dua kamar mandi dan satu dapur. Karena yang datang itu 18 orang, akhirnya 4 kondo yang kita sewa. Gue satu kondo bareng Mas Andri, Riza, Aris, s'o'b, sama Wayu. Kondominium kita tempatnya strategis, dari sana kita bisa dengan jelas melihat pantai yang hanya dibatasi oleh sebuah halaman kecil.

Malam itu suasana di carita lumayan asyik. Apalagi di pantai, tidak jauh dari tempat kita bakar-bakar, ada anak-anak kuliahan yang lagi bikin acara. Sambil nunggu orang-orang yang lagi masak BBQ, gue dan Pa Mul ngeliatin anak-anak kuliahan itu. Kayaknya anak-anak itu jarang ngeliat cowok kali ya, secara diliatin sama gue dan pa Mul yang notabene nya orang-orang yang tidak cakep sama sekali, mereka pada kecentilan. Gue cuma berpandangan sama Pa mul, terus kompak geleng-geleng kepala.

BBQ sudah matang, dan tau sendiri apa yang dilakukan oleh orang-orang yang kelaparan ketika tau BBQ sudah matang. Yups kita saling berebutan. Tapi gue kalah sama pa Mul dan Mba dwi, secara body mereka itu aduhai abiz, dan akhirnya harus rela menerima kenyataan ngambil jatah makanan paling akhir.

Ketika lagi rame-ramenya berebut makanan, Pa Renaldi mendatangi Pa Mul.

"Mul, ada rokok gak ?"

"Oh ada pa, sebentar", jawab pa Mul, kemudian kepala nya muter-muter nyariin Wayu

"Yu, sini Yu", kata pa Mul sambil melambaikan tangan ke arah Wayu yang lagi ngiler ngelitin anak kuliahan. Wayu lari-lari mendekati Pa Mul.

"ada apa mas ?"

"Rokok di simpen di mana ?"

"di kamar saya mas"

"ambilin satu bungkus Yu, buat Pa Renal, jangan lama-lama Yu, nanti BBQ nya dihabisin sama Joni" kata pa Mul sambil ngelirik gue terus cengar-cengir. Gue manyun. Ngabisin dari hongkong, wong gue cuma kebagian tulang-tulang ikannya.

"Ok mas", kata Wayu sambil lari ke arah Kondo yang jaraknya gak terlalu jauh dari tempat kita bakar-bakar.

5 menit berselang, Riza datang sambil lari-lari.

"Aihh, lu ngabisin jatah gue ya Jo", Riza misuh-misuh.

"Ngabisin apa nya, tuh vacum yang ngabisin," sambil nunjuk pa Mul yang sedang serius dengan sebuah piring yang penuh dengan beraneka ragam ikan. Reza geleng-geleng kepala.

"salah sendiri baru datang, dari mana dulu Bro"

"dari kamar gue, ngambil HP nih"

Dan akhirnya gue sama Riza serasa menjadi orang yang paling sial malam itu karena kita cuma kebagian sedikit makanan. Tapi ternyata dugaan kita salah, karena kita baru inget bahwa ada orang yang lebih sial dari kita yaitu si Wayu. Sudah 10 menit lebih dia pergi untuk ngambil rokok, tapi dia belum datang-datang juga.

"Eh, si Wayu kemana ya, kok lama dia," Pa Mul baru nyadar.

"Tau. Nyasar kali," jawab gue sambil sibuk makan tulang benulang. (:P)

"Wah masa nyasar, kan cuma ngambil rokok di kamar"

"kamar yang mana," Riza menyela

"ya kamar elu lah," kata pa Mul, wajahnya mulai terlihat khawatir.

"gak ada kalee, tadi gue dari sana gak ada siapa-siapa Om, kayaknya gak ada lagi yang masuk ke kamar setelah gue pergi. Kan kamar nya langsung gue kunci," Riza melanjutkan.

"wadohh, kemana ya dia," wajah pa Mul semakin kuatir.

(.... Kemanakah Wayu pergi sodara-sodara? di postingan selanjutnya deh, dah ngantuk nih hehehehe)

siapa yang badannya gede, dia yang dapat, hoohhoohho